Tuesday, May 27, 2008

Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Pepaya (Carica papaya L.), Terhadap Volume Minyak yang Dihasilkan Dalam Proses Pembuatan Minyak Kelapa Secara Tradisional


Tanaman Pepaya (Carica papaya L.)

Tanaman pepaya (Carica papaya L.) merupakan tanaman buah berupa herba dari Famili Caricaceae yang telah dikenal dan dimanfaatkan oleh semua orang. Tanaman ini, berasal dari Amerika Tengah dan Hindia Barat, bahkan hingga kawasan sekitar Meksiko dan Coasta Rica. Tanaman ini, tumbuh subur pada areal atau daerah dengan ketinggian 600 – 700 meter di atas permukaan laut. Pada daerah sub tropika yang cukup panas pun, pepaya dapat hidup dan tumbuh subur, seperti misalnya di Florida atau Hawaii ( Kompas, 2006 ).
Jenis tanaman ini, secara umum termasuk dalam klasifikasi:
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Sub Divisio : Angiospermae
Clasis : Dicotyledonae
Ordo : Cistales
Familia : Caricaceae
Genus : Carica
Spesies : Carica papaya L.
Tanaman pepaya tumbuh subur pada suhu 15OC dan pada temperatur antara 22O – 26O C yang merupakan suhu optimal bagi tumbuhan ini untuk melangsungkan proses fotosintesis. Selain itu, tanaman yang tumbuh subur pada curah hujan antara 1500 – 2000 mm setahun menghendaki tanah gembur serta netral keasamannya ( Putra, 2006 ). Tanah-tanah yang kaya akan bahan organik, baik drainasenya serta memiliki pH 6,5 – 7 merupakan tanah yang ideal untuk pertanaman pepaya. Hal ini disebabkan, karena akar pepaya tergolong peka terhadap air yang menggenang. Bila tanah tempat pertumbuhan pepaya tergenang air 2 – 3 hari saja, akan menyebabkan akar membusuk yang diikuti matinya keseluruhan bagian tanaman.


Kandungan Kimia

Daun, akar, dan kulit batang Carica papaya L. mengandung alkaloida, saponin, dan tlavonoida, di samping itu daun dan akar juga mengandung politenol dan bijinya mengandung saponin.

Enzim Papain
Enzim papain adalah enzim yang terdapat dalam getah pepaya, merupakan jenis enzim proteolitik yaitu enzim yang mengkatalis ikatan peptida pada protein menjadi senyawa-senyawa yang lebih sederhana seperti dipeptida dan asam amino ( Atiri, 2007 ). Kualitas getah sangat menentukan aktivitas proteolitik dan kualitas tersebut tergantung pada bagian tanaman asal getah tersebut. Menurut Choirul dalam Biologi 3, bagian tanaman yang mengandung getah dengan kulaitas aktivitas proteolitik yang baik ada pada bagian buah, batang dan daun. Sifat enzim papain antara lain dapat bekerja secara optimum pada suhu antara 50-60oC dan pH antara 5-7, serta memiliki aktifitas proteolitik antara 70-1000 unit/gram.
Beberapa kegunaan dari enzim papain adalah:
1. Pengempuk daging. Daging apabila dikenakan enzim papain maka terjadi reaksi pemutusan ikatan peptida sehingga rantai protein terpotong-potong membentuk rantai yang lebih pendek.
2. Pembuatan konsentrat protein. Papain dapat digunakan sebagai bahan penghancur sisa atau buangan industri pengalengan ikan menjadi bubur ikan atau konsentrat protein hewani.
3. Proses hidrolisa protein. Enzim papain dapat digunakan untuk proses hidrolisis protein. Namun kegiatan ini dapat berlangsung kalau pH, suhu, kemurnian, dan konsentrasi papain berada pada kondisi yang tepat. Hal ini sering digunakan pada pembuatan pepton dan asam-asam amino. Pepton dan asam amino umumnya sangat dibutuhkan pada penelitian mikrobiologi..
4. Anti dingin. Dalam industri bir enzim papain digunakan sebagai anti dingin, artinya pada saat cuaca dingin biasanya bir yang ada dalam botol terlihat adanya endapan. Endapan yang tampak seperti kabut putih yang ada dalam botol bir dapat diatasi dengan penambahan papain. Dengan demikian bir akan tampak jernih.


Minyak Kelapa

Minyak Kelapa merupakan minyak yang dihasilkan dari pemanasan santan dan merupakan produk yang belakangan ini dijauhi masyarakat. Kebanyakan orang awam dan para ahli kimia menganggap minyak kelapa terlalu banyak mengandung asam lemak jenuh yang tidak baik bagi kesehatan ( Pradnya, 2006 ). Hal ini disebabkan, karena bila dikonsumsi dapat meningkatkan kolesterol dan menyebabkan sakit jantung
Menurut Setiadji (2004), minyak kelapa yang dianggap racun malah menjadi obat antivirus, termasuk virus HIV. Minyak tersebut mengandung 48 asam laurat, yaitu asam lemak jenuh dengan rantai karbon sedang (Medium Chain Fatty Acids = MCFA) yang mudah diserap oleh tubuh, sehingga dapat langsung masuk dalam metabolisme menghasilkan energi, dan tidak menyebabkan timbunan jaringan lemak. Selain itu, di dalam tubuh asam laurat akan diubah menjadi monolaurat yang bersifat antimikrobia, bila minyak kelapa ini diproses tanpa memanfaatkan panas.
Minyak kelapa berdasarkan proses pembuatannya dibagi dalam dua garis besar, yaitu minyak kelapa murni dan minyak kelapa sawit. Minyak kelapa murni, dewasa ini marak dimanfaatkan sebagai obat berbagai macam penyakit. Karena dalam proses pembuatannya, tidak melewati masa pemanasan, sehingga lemak yamg dikandung merupakan lemak tak jenuh. Sedangkan minyak kelapa sawit, melewati dua tahap pemanasan, sehingga mengandung kadar lemak jenuh yang dua kali lebih tinggi daripada minyak kelapa murni ( Marwani, 2002 ).
Kadar lemak dalam tubuh, tidak hanya dipengaruhi oleh lemak minyak saja, namun proses pengolahan makanan yang akan dikonsumsi juga merupakan faktor dari tinggi rendahnya kadar lemak dalam tubuh. Hal ini dibuktikan pada makanan yang diolah dengan cara ditumis akan menghasilkan lemak yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan makanan yang digoreng ( Pradnya, 2006 ).


METODE PEMBUATAN

Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan 3 (tiga) perlakuan termasuk kelompok kontrol, yang menggunakan 5 (lima) ulangan. Adapun perlakuan-perlakuan yang dicoba, adalah :
1. Kontrol (Po), yang terdiri dari santan murni (100 ml) tanpa menggunakan ekstrak daun papaya.
2. Perlakuan 1 (P1), yang terdiri dari 90 ml santan yang dicampur dengan 10 ml ekstrak daun papaya.
3. Perlakuan 2 (P2), yang terdiri dari 80 ml santan yang dicampur dengan 20 ml ekstrak daun papaya.

Alat dan Bahan

1. Alat
Adapun alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
 Lima gelas ukur (50 ml, 80 ml, 100 ml,200 ml, 900 ml)
 Pisau
 Dua waskom
 Saringan kawat
 Parutan kelapa
 Pengaduk
 Spatula
 Spiritus
 Kaki tiga
 Cawan petri
 Penjepit
 Korek api
 Neraca ohaus

2. Bahan
Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
 Daun pepaya + 0,5 kg
 Dua biji kelapa
 Aquades + 1,4 liter

Prosedur Penelitian

1. Cara Pembuatan Santan
Adapun prosedur dalam pembuatan santan, adalah sebagai berikut :
1. Kelapa di belah kemudian diambil dagingnya, lalu dicuci.
2. Parut kelapa dengan parutan dan hasilnya kumpulkan di waskom.
3. Isi parutan kelapa dengan + 1,4 Liter aquades. Lalu diremas-remas.
4. Hentikan meremas setelah aquades remasan berwarna putih atau terlihat santannya.
5. Saringlah aquades santan dengan saringan, kemudian kumpulkan di waskom yang lain. Ukurlah hasil saringan hingga + 1,4 Liter.

2. Cara Pembuatan Ekstrak dari Daun Pepaya
Adapun prosedur dalam pembuatan ekstrak daun papaya, adalah sebagai berikut :
1. Pilih daun pepaya yang segar kemudian tumbuklah hingga ekstrak dari daun pepaya tersebut keluar.
2. Lakukan kegiatan 1 hingga menghasilkan ekstrak sebanyak 150 ml.
3. Tampunglah hasil ekstrak kedalam gelas ukur (200 ml)

3. Pelaksanaan Eksperimen
(Proses Pembuatan Minyak Secara Tradisional)
Eksperimen ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana pengaruh pemberian ekstrak daun pepaya (Carica papaya L.), terhadap volume minyak yang dihasilkan dalam proses pembuatan minyak kelapa secara tradisional.
Cara Kerja :
1. Buatlah pengelompokkan gelas kontrol, perlakuan 1, dan perlakuan 2 hingga setiap kelompok terdiri dari 5 gelas
2. Pisahkan kelompok gelas kontrol, perlakuan 1 dan perlakuan 2.
3. Isi masing-masing gelas pada kontrol dengan 100 ml santan. Sedangkan, gelas pada perlakuan 1 diisi dengan 90 ml santan yang ditambahkan 10 ml ekstrak daun pepaya dan gelas pada perlakuan 2 diisi dengan 80 ml santan yang ditambahkn 20 ml ekstrak daun papaya. Aduk semua gelas hingga rata.
4. Diamkan santan +1 jam hingga terbentuk creamnya.
5. Setelah +1 jam, pisahkan cream dari masing-masing gelas di setiap kontrol dan perlakuan dari setiap ulangan.
6. Lalu ukurlah hasil cream dari masing-masing gelas.
7. Kelompokkan gelas-gelas yang berisi cream hasil dari kontrol, perlakuan 1 dan 2. kemudian panasi di atas labu spiritus hingga menghasilkan butiran-butiran minyak.
8. Ukurlah volume minyak yang dihasilkan dari tiap-tiap gelas.
9. Kelompokkan minyak yang dihasilkan, sesuai dengan kontrol dan perlakuannya masing-masing.
10. Amati perbedaan volume dan kualitas minyak yang dihasilkan dari proses pembuatan minyak kelapa dari masing-masing gelas (kontrol, perlakuan 1 dan perlakuan 2).




Pembahasan

Perlakuan dengan menambahkan ekstrak daun pepaya dalam proses pembuatan minyak kelapa secara tradisional, berpengaruh sangat nyata dalam meningkatkan volume minyak kelapa yang dihasilkan. Hal ini dapat diketahui, dari hasil rata-rata yang didapat oleh perlakuan penambahan 10 ml ekstrak daun pepaya dengan 90 ml santan kelapa yang mencapai 4,14 ml serta perlakuan penambahan 20 ml ekstrak daun pepaya dengan 80 ml santan kelapa yang mencapai 5,06 ml.
Bila dibandingkan dengan kontrol (perlakuan 100 ml santan kelapa) yang hasilnya hanya 2,84 ml, maka perlakuan penambahan 10 ml ekstrak daun pepaya dalam 90 ml santan kelapa mengalami rata-rata peningkatan sebesar 1,3 ml. Dan berdasarkan uji statistik, yang menggunakan uji BNT, menunjukan hasil yang berbeda sangat nyata.
Demikian pula bila kontrol dibandingkan dengan perlakuan penambahan 20 ml ekstrak daun pepaya dalam 80 ml santan kelapa, juga mengalami peningkatan rata-rata volume sebesar 2,22 ml. Dan berdasarkan uji statistik, yang menggunakan uji BNT, menunjukan hasil yang berbeda sangat nyata.
Peningkatan hasil volume minyak kelapa yang sangat besar ini, disebabkan oleh pengaruh enzim papain yang terdapat pada ekstrak daun pepaya, yang merupakan enzim proteolitik dan dapat memisahkan secara sempurna ikatan antara lemak dan protein didalam santan.

KESIMPULAN

5.1 Simpulan

Dari penelitian yang kami lakukan, diperoleh beberapa kesimpulan, yaitu :
1. Pemberian ekstrak daun pepaya dalam proses pembuatan minyak kelapa, secara sangat nyata dapat meningkatkan volume minyak yang dihasilkan dalam proses pembuatan minyak kelapa secara tradisional
2. Perlakuan penambahan ekstrak daun pepaya sebanyak 10 ml pada 90 ml santan kelapa, meningkatan rata-rata volume minyak kelapa sebesar 1,3 ml jika dibandingkan dengan kelompok kontrol. Sedangkan penambahan 20 ml ekstrak daun pepaya pada 80 ml santan kelapa, dapat meningkatkan rata-rata volume minyak kelapa sebesar 2,22 ml dibandingkan dengan kelompok kontrol.
3. Peningkatan hasil volume minyak kelapa yang sangat besar, disebabkan oleh pengaruh enzim papain yang terdapat pada ekstrak daun pepaya, yang merupakan enzim proteolitik dan dapat memisahkan secara sempurna ikatan antara lemak dan protein didalam santan.

No comments: